us, again.

Langit tidak selamanya abu, laut tidak selamanya biru, angin tidak selamanya menderu, dan rapuh, tidak selamanya hancur dan melebur.

Ada banyak rasa yang tidak pulang kerumah, ada banyak kesalahan manis yang terulang, ada banyak pergi yang tidak diharap dan ada banyak pamit yang tidak tersuara. Pada akhirnya, semua kembali pada sebuah melepas dan ikhlas.

Dentang jam dinding kadang menjadi sebuah pertanda bahwa setiap detik detaknya, terkadang menjadi sia sia, terkadang menjadi berharga dan terkadang lagi menjadi tempat untuk sebuah harapan tidak pasti yang sedang ditunggu kepastiannya.

Entah sampai kapan.

Entah mungkin sampai ketika ada kereta lain yang berhenti di sebuah stasiun, atau seseorang yang kembali pulang ke rumah panti asuhan? Atau, sampai dikehidupan lainnya untuk memenangkan sebuah cinta yang gagal dikehidupan ini?

Atau mungkin, sampai ketika ada paru paru bersih lain yang datang agar mampu bernafas tanpa bantuan selang oksigen? Atau sampai ketika si ketua himpunan yang tidak lagi melihat bulan yang indah di tengah gelapnya langit malam tanpa bintang? Atau, sampai ketika sang lelaki yang akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada rusuknya, atau mungkin sampai ketika seseorang yang berhasil meninggalkan masa lalunya kemudian hidup di masa kini?

Atau mungkin, sampai seseorang berhasil melabuhkan pilihannya untuk berjalan bersama di sebuah altar dengan pilihannya sendiri, atau sampai ketika tidak perlu ada perasaan yang tertutup di satu bulan Agustus penuh luka dan memar yang terus membiru? atau mungkin sampai hujan tidak perlu lagi menyimpan cerita sendu dibalik rintik dan genangannya.

Mungkin lagi, sampai tidak adanya kematian diatas tekanan untuk seseorang yang seribu kali lebih dari cukup, atau sampai seseorang yang kembali dengan aman sampai kerumah dengan motornya dan mengirimkan satu pesan manis yang ditunggu? atau yang paling tragis, mungkin sampai ada maskapai penerbangan dari negeri kangguru yang mendarat dengan selamat disebuah bandara tempat orang orang berlalu lalang untuk pergi dan pulang pada hari itu.

Apapun itu, dan sampai kapanpun itu, tidak perlu ada yang disesali, karena sesuatu yang tidak pasti tidak akan memiliki sebuah jawaban untuk menjadi penenang hati. Karenanya, sambutlah hari hari lain dengan sorak sorai atas segala bentuk sakit maupun sembuh sebuah hati yang ringkih.

Sekali lagi, entah sampai kapan. mungkin, ada kita, kembali.

—kittenpalm.