Day 60, Overtime.
“Lembur?” Kini jantungku hampir loncat keluar dari tenggorokan tatlaka sosok itu muncul dihadapanku dan bersuara. “Sorry..”
“Iya.. Pak” Aku yang tadi sibuk memainkan ponsel, langsung meletakkannya.
“Mau saya temenin?”
“Noo.. Bapak duluan aja”
Lenggang, dan ia yang berdiam diri disamping mejaku. “Bapak duluan aja.. Gak papa, Pak”
“Another answer for tonight?”
“No question.. Pak”
“Terakhir saya nanya udah sebulan yang lalu..”
“Saya bukan google, Pak. Tempat bapak cari tau semuanya”
“Of course you are not, google doesn’t have my answer, tho” Aku membuang nafas, menatap dirinya yang masih berdiri.
“Sure.. One question”
“Kenapa jangan kamu?”
“Just.. Don’t”
“Why?”
“Pak.. Besok nanyanya seputar kerjaan aja, jangan saya..”
“Saya juga berusaha profesional, nanya tentang kamu diluar jam kantor..”
“Ini masih jam kantor saya”
“Jam kantor cuma sampai jam 8, ini udah mau jam 10”
Oke, aku kalah. “Jangan pak, saya males cinta cintaan”
“Who broke you?” Aku menaikan alis menatapnya.
“One question..”
“Oke.. Let's make it fair”
“Maksudnya?”
“One day, one question, one answer”
“No.. Of course not”
“Coba saya tebak..”
“Apa?”
“You have some kind of.. Trust issues?”
“Pak.. Just don’t”
“Why? Kasih saya alasan yang jelas supaya saya gak harus taruh rasa ke kamu. semakin kamu mengulur waktu, semakin saya—”
“Men..” Aku memotong kalimatnya. “Are sucks”
“Okay.. I get it”